Drama
Pemain ; 6 Orang (7 dengan narator)
Tema : Persahabatan, Humor, Kekeluargaan
Alur : Maju
Pagi hari, disebuah panti asuhan kecil di desa Red Autumn bernama Bright Spring.
Saga : “Hnggg (Mengucek-ngucek mata), hoaaam. Sekarang tanggal 30 Oktober ! Apa ada yang spesial ? (Berjalan ke kalender di tembok) Baik, sepertinya sekarang… (Nyengir) Ulang tahun Ella ya..? biarpun sepertinya Ela itu merepotkan dan cerewet, tapi sekali-kali berbuat baik tak apa-apa!” (Berlari menuju kamar sebelah)
Saga : (Menggedor-gedor pintu) “Devi, cepat bangun ! (menunggu lalu menggedor lagi sampai akhirnya pintu terbuka) Devi, Bangun !! (Mengguncang tubuh Devi)”
Devi : “Ngghhh, 5 menit lagi… “(Berbalik sambil merapatkan selimut)”
Saga : “Kebo ah !!” (Mengguncang tubuh Devi)”
Devi : “BERISIK !! PERGI SANA !!!” (Mengusir Saga)”
Saga : “Aku tak akan pergi jika kau tidak bangun !”
Devi : “Geezz… Baik,, aku bangun… Apa maumu?” (Menggeram)”
Saga : “Kau lupa ini hari apa ?” (Menatap Devi)
Devi : “Hari Rabu dan ulang tahun si cerewet itu ?” (Meletakkan telunjuk ke bibir)
Saga : (Nyengir) “Baguslah kalau kau sudah tahu !! (Menyeret Devi) Ayo kita pergi ke kamar si kembar !!”
Devi : “Hei,, aku baru bangun tidur !! HEI!!!” (Pasrah)
Saga : (Menggedor-gedor pintu kamar)” Anggi ! Kiki !!”
Devi : “Cih ! Ini masih pagi tahu !” (Menggerutu)
Saga : “Pagi? Jadi JAM 8 itu MASIH terlalu pagi untuk bangun ya?”
Devi : (Wajah tanpa dosa) “Iya,…”
Kiki : “Umb.. ada apa eh? Devi? Saga?”
Devi : “Begini… kau tahu-kan, sekarang, si nona cerewet –Ela- itu berulang tahun…”
Kiki : “Jadi?”
Saga :”… jadi begini, bagaimana kalau kita membuat pesta kecil-kecilan untuknya?”
Anggi : (Dengan semangat) “YAY~ Jadi itu~ Aku dan kakak sebenarnya juga memikirkan hal yang sama~” (Memeluk Kiki)
Devi : “Jadi, jangan bilang kalau hanya aku saja yang tidak berniat melakukan sesuatu untuknya?” (Menatap Kiki, Anggi dan Saga)
Saga, Anggi,Kiki : “Sepertinya begitu...” (Sambil saling melirik)
Devi :”…Oke,oke! Jangan tatap aku!”
Saga : “Jadi, apa yang akan kita lakukan?” (Bingung)
Anggi : “Hmm~ Bagaimana kalau kita membuat kue~ Aku rasa itu mudah~” (Semangat)
Kiki :”… aku setuju dengan Anggi…”
Devi : “Masalahnya, apakah tua bangka itu akan mengizinkan kita meminjam dapurnya?” (Menatap ketiganya bergiliran)
Anggi : “Itu urusan mudah!!” (Nyengir)
Mereka berempat berjalan beriringan menuju dapur
Okta : “Apa yang kalian lakukan bocah?” (Kesal)
Devi : “Well, pak tuaHMPH-“ (Tidak bisa melanjutkan kata-katanya)
Kiki : (Membekap mulut Devi) “Uhm… begini Pak Okta, kami meminta izin untuk meminjam dapur ini… hari ini saja! Boleh kan?”
Okta : “Aku tidak akan membiarkan bocah tengik seperti kalian mengotori dapurku!” (Menatap tajam)
Saga : “Ayolah Okta~ Izinkan kami~” (Penuh harap)
Anggi : “Kami ingin membuat kejutan kecil untuk teman kami!! Boleh… ya?”
Okta : (Marah) “SUDAH KUBILANG TIDAK!!”
Devi : “Cih!! Kalau begitu, aku tidak akan segan-segan berkicau tentang kebiasaan memalukanmu,yang suka mencuri uang belanja-kan? Okta? Bagaimana ya~ Jika pemilik yayasan ini tahu?” (Menyeringai lebar)
Okta : “Ukh! Dasar bocah licik! Baiklah! Hanya hari ini! Tidak lebih!” (Berlari meninggalkan dapur)
Devi : “See? Mudah-kan?” (Tersenyum penuh kemenangan)
Anggi : “Dari mana kau mengetahui hal itu?” (Berwajah bingung)
Devi : “Ho! Calon informan sepertiku tahu segalanya!” (Tertawa)
Kiki : “Baiklah… Jangan buang-buang waktu! Cepat berkerja! jadi, apa yang akan kita buat?” (Menekuk lengan baju)
Anggi : “Cake?” (Melihat buku resep)
Saga : “Jangan! Aku yakin, pasti ribet!” (Mengeluh)
Devi : “Makanan kesukaan Ela bukanya brownis cokelat?” (Mengingat-ingat)
Kiki : “Tunggu! Bagaimana jika Ela pergi ke dapur? Bukankah itu sudah tidak lagi menjadi kejutan?” (Cemas)
Devi : “Hanya anak kurang kerjaan yang pergi kedapur… penunggunya saja menyeramkan!” (terkekeh)
Anggi : “Ah! Ini dia! Brownis coklat!” (Mengangkat buku resep)
Devi : “250 ml tepung serba guna? Memangnya tepung punya berapa kegunaan?”
Saga : “Hmm… setahuku sih fungsinya cuman satu… Mamangnya tepung itu sepertimu? Yang bisa digunakan untuk mengusir setan dengan tampang menyeramkanmu? Hahahahah!!” (Tertawa)
Devi :…(Mengambil pisau)
Saga : “Hei… mau kau apakan pisau itu? Hahaa… aku hanya bercanda… HEI!” (Takut)
Devi : (Senyum) “Kau-katakan-itu-lagi,-kutebas-lehermu! (Penuh penekanan seraya mengacungkan pisau)
Kiki : (Mencampur tepung dan gula merah)
Anggi : “¼ cream of tartar?” (heran)
Kiki : “Tak perlu! Apalah arti ¼?!”
Saga :”… benar juga….”
Kiki : “Hm… lalu… begini….” (Mencetak adonan kue)
Anggi : “Dan, yak! Akhirnya! Tinggal memanggangnya di oven!!”
Kiki : (Menaruh kedalam oven) “Kita harus tunggu hingga warnanya berubah keemasan… sekitar 15 menit… “(Membaca buku petunjuk)
15 menit kemudian, semuanya selesai mereka yang belepotan tepung, mengeluarkan adonan dari dalam oven.
Kiki :”… Kenapa bentuknya aneh begini?” (Shock)
Devi : “Yang penting masih bisa dimakan!” (Menjunjung loyang)
Saga : “Kau yakin?” (Shock)
Anggi : “Kurasa? Biarpun bentuknya aneh, tapi hei! Kita tidak tahu rasanya, kan? Ayo kita cari Ela!” (Bersemangat)
Kiki : “Uhm… Kita akan memberikanya tanpa dibungkus?!” (Panik)
Saga : “Hei! Kita tidak akan menemukan apapun di dapur usang ini! Sebaiknya kita cepat cari Ela sebelum brownisnya dingin!!”
Mereka bertiga berjalan menuju halaman belakang sambil berlari kecil
Devi : “ELA!!! SELAMAT ULANG TAHUN!!!” (Memeluk Ela)
Ela : “Umb… Terima kasih Devi!!” (Memeluk balik)
Saga : “Hei, selamat ulang tahun ya Ela!!” (Menjabat tangan Ela)
Anggi & Kiki : “Selamat Ulang tahun!!!” (Berteriak)
Ela : “Terima kasih!!! Mana hadiahku!! (Tertawa sumringah) Hanya bercanda!! Ehehehehe!!”
Anggi : “Tenang saja! Kami sudah siapkan kok!!” (Tersenyum)
Ela : “Eh?” (Terkejut)
Devi : “Ayo kita ke kamarmu!!!” (Menyeret Ela)
Mereka berlari kacil menuju kamar Ela.
Ela : “Wah!! Terima kasih!! Sepertinya kue ini enak!! Apa kalian membuatnya sendiri?” (Terharu)
Saga, Devi, Kiki, Anggi : “Tentu Ela! Kamu membuatnya untukmu! Selamat ulang tahun!!”
Ela : “Terima kasih” (Tersenyum sambil memakan kue)
Keesokan harinya, diruang tengah panti…
Saga : “Emm.. ini hanya perasaanku saja atau memang Ela sangat sering ke toilet hari ini?”
Anggi : “Memang kok, kenapa ya?”
Kiki : “Entahlah…”
Devi : “Ah! Mungkin kue buatan kita memiliki rasa yang eksotis!” (Bangga)
Saga : “Tunggu, Kiki ! Bukankah stok gula merah kita habis?” (Harap-harap cemas)
Kiki : “Aku menemukan stok gula merah di toples lainya! Kenapa?”
Devi : “Loh, bukanya yang kemarin dimasukkan Kiki itu terasi ya?” (Bingung)
Kiki : “Tahu dari mana?! Tidak mungkin!”
Devi : “Aku kemarin melihatmu membawa toples bertuliskan ‘TERASI’ lalu memasukkannya kedalam adonan…” (Bingung)
Saga : “KENAPA TIDAK BILANG!! PANTAS AROMANYA AGAK MENYENGAT!!!” (Horor)
Devi : “Loh, kukira sudah tahu?” (Berusaha kabur)
Anggi,Saga,Kiki: “DEVIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!!!!!!!”